Kamis, 29 Oktober 2015

10 Contoh Seni Rupa Murni

Seni rupa murni adalah seni yang tercipta bebas tanpa mempertimbangkan segi fungsi dan kegunaannya tetapi lebih mengutamakan fungsi keindahan/estetika. Fungsi seni rupa murni hanya semata-mata sebagai pajangan untuk memenuhi kepuasan batin akan estetika. Berikut adalah contoh seni rupa murni. Langsung saja kita simak yang pertama:
Baca juga: 8 Contoh Seni Rupa Terapan
Contoh Seni Rupa Murni patung

1. Patung

Patung adalah hasil ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan membuat bentuk visual melalui media tiga dimensi untuk tujuan estetika. Patung biasa ditemukan di atas meja, lobi gedung, persimpangan jalan, taman, dll. Pada umumnya patung berwujud manusia, hewan, atau makhluk mitologi.

Contoh Seni Rupa Murni relief2. Relief

Relief dalam arti seni adalah gambar atau lukisan yang ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi (tri marta) di atas bidang dua dimensi (dwi marta). Relief biasa terdapat di tugu peringatan dan candi. Relief pada umumnya berisi diorama dan memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Contoh Seni Rupa Murni lukisan3. Lukisan

Lukisan adalah karya seni yang dibuat dengan mengoleskan cat dengan kuas, pisau palet, atau peralatan lain, pada sebuah kanvas sebagai media.

Contoh Seni Rupa Murni gantungan kunci4. Kerajinan Gantungan

Di sentral-sentral kerajinan, seringkali kita menemukan orang yang menjual gantungan kunci dengan bentuk sesuai tempat wisata yang kita kunjungi. Misalnya saat kita berada di Candi Borobudur, kita akan menemukan penjual gantungan kunci berbentuk seperti Candi Borobudur. Ada juga yang menjual gantungan berbahan bambu yang ketika terkena angin akan terdengar suara yang menenangkan. Biasanya gantungan tersebut digantung di teras rumah atau di gazebo. Nah, gantungan-gantungan tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu contoh seni rupa murni karena fungsinya hanya sebagai penghias kunci atau penghias teras rumah.

Contoh Seni Rupa Murni keramik5. Kerajinan dari Keramik

Banyak sekali kerajinan dari keramik yang termasuk seni rupa murni. Seperti guci atau piring keramik yang bernilai seni tinggi. Piring tersebut tidak mungkin dijadikan tempat makan karena lebih indah jika dipakai sebagai pajangan.

Contoh Seni Rupa Murni kaligrafi6. Seni Kaligrafi

Seni kaligrafi adalah salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan keindahan yang terdapat pada bentuk-bentuk huruf yang telah dimodifikasi atau digayakan sehingga mempunyai nilai estetika. Berbagai aksara dan huruf dapat dijadikan kaligrafi seperti huruf Arab, aksara Jawa, aksara Jepang, dll.

Contoh Seni Rupa Murni mosaik7. Mosaik

Mosaik adalah seni merangkai pecahan atau potongan kecil batu, keramik, atau kaca. Seni mosaik biasa ditemukan di gereja atau arsitektur romawi.

Contoh Seni Rupa Murni ukiran8. Ukiran

Ukiran adalah seni memahat batu atau kayu menjadi bentuk yang diinginkan. Umumnya berbentuk makhluk hidup atau bunga. Ukiran biasanya dijadikan hiasan di rumah.

Contoh Seni Rupa Murni fotografi9. Fotografi

Seni fotografi biasanya dibuat sebagai ekspresi dari fotografer. Fotografi berfungsi sebagai ilustrasi atau hiasan pada buku, media massa, atau bahkan dapat dicetak untuk dipajang di tembok.

Contoh Seni Rupa Murni topeng10. Topeng

Topeng adalah seni penutup wajah dengan ekspresi yang terbuat dari kertas, kayu, plastik, kain, atau logam. Topeng biasa dipakai saat pertunjukan drama atau tari.


Sumber:
Judul
Alamat
Pengertian Seni Rupa Murni dan Terapanhttp://sciencevarious.blogspot.com/2011/11/pengertian-seni-rupa-murni-dan-terapan.html
Pengertian Seni Rupa Murni dan Terapanhttp://hedisasrawan.blogspot.com/2014/11/pengertian-seni-rupa-murni-dan-terapan.html
PENGERTIAN SENI PATUNGhttp://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-seni-patung/
SENI RELIEFhttp://arieaguez.blogspot.com/2012/05/seni-relief-seni-relief-adalah-gambar.html
Contoh Seni Rupa Murnihttp://hedisasrawan.blogspot.com/2012/07/contoh-seni-rupa-murni.html
Pengertian Lukisanhttp://sma-senibudaya.blogspot.com/2014/12/pengertian-lukisan.html
PENGERTIAN KALIGRAFI SECARA UMUMhttp://artkimianto.blogspot.com/2009/06/pengertian-kaligrafi-secara-umum.html
Fine arthttp://en.wikipedia.org/wiki/Fine_art
Pengertian Topenghttp://www.studiotari.com/2011/09/pengertian-topeng.html

Pameran memiliki arti yang penting bagi siswa, yaitu sebagai kegiatan penyajian visual untuk menyampaikan ide kreatifnya kepada khalayak umum. Melalui apresiasi dari khalayak umum, karya seni yang ditampilkan akan mendapat penilaian, penghargaan, tanggapan, respon, atau kritikan sehingga dapat meningkatkan kualitas karya berikutnya. Pameran karya seni rupa tidak hanya dilakukan oleh para seniman besar saja, namun saat ini sudah banyak seniman cilik yang menampilkan karyanya lewat pameran kelas atau sekolah. Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa.
Kegiatan pameran kelas atau sekolah sangat penting bagi siswa dan memberikan manfaat sebagai berikut.
  • Siswa mampu menunjukkan apresiasinya melalui kreativitas di bidang seni, khususnya seni rupa.
  • Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkarya sekaligus sebagai ajang prestasi dan kompetisi di bidang seni.
  • Memperbesar rasa percaya diri siswa sehingga dapat memotivasi kreativitasnya untuk berkarya.
  • Melatih siswa berorganisasi dan bekerjasama, mengambil mufakat dengan bermusyawarah, dan menghormati pendapat orang lain.
A. Jenis-Jenis Pameran
Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
  • Pameran umum. Pameran umum adalah pameran yang diselenggarakan oleh masyarakat luas. Karena pameran ini bersifat umum, maka siapapun bisa menyelenggarakannya, misalnya seniman atau instansi.
  • Pameran khusus. Pameran khusus adalah pameran yang diselenggarakan oleh kalangan tertentu, misalnya sekolah mengadakan pameran kelas atau sekolah. Kegiatan pameran kelas atau sekolah merupakan bagian dari proses pembelajaran siswa dalam bidang pendidikan seni rupa.
B. Tahapan Persiapan Pameran
Untuk menyelenggarakan pameran kelas atau sekolah dibutuhkan persiapan yang matang agar kegiatan pameran dapat berjalan dengan lancar. Berikut tahapan persiapan pameran kelas atau sekolah.

1. Tahap perencanaan (persiapan awal)
Tahap perencanaan (persiapan awal) meliputi pembentukan panitia, pembuatan proposal, penyusunan
jadwal, dan tempat.

a. Pembentukan panitia
Panitia adalah kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mengurus suatu kegiatan. Pembentukan panitia hendaknya dilakukan melalui musyawarah di tingkat kelas yang dipimpin ketua kelas dan di tingkat sekolah yang dipimpin oleh ketua OSIS. Kepanitiaan pameran di sekolah dapat disusun sebagai berikut.
  • Pelindung dijabat oleh kepala sekolah. Tugasnya sebagai penanggung jawab terlaksananya kegiatan pameran di kelas atau sekolah, baik yang menyangkut urusan ke dalam maupun ke luar.
  • Penanggung jawab dijabat oleh guru mata pelajaran Kesenian. Tugasnya memberikan arahan dan bimbingan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
  • Ketua dijabat oleh ketua kelas atau ketua OSIS. Tugasnya mengoordinasi dan memimpin semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pameran.
  • Wakil ketua dijabat oleh siswa. Tugasnya membantu ketua untuk kelancaran kegiatan pameran.
  • Sekretaris dijabat oleh siswa. Tugasnya menangani bidang administrasi.
  • Bendahara dijabat oleh siswa. Tugasnya menangani bidang keuangan.
  • Seksi-seksi dijabat oleh siswa. Seksi penyeleksi, bertugas menyeleksi karyakarya yang akan dipamerkan. Seksi dekorasi, bertugas mengatur dan membuat ruang pameran menjadi lebih indah dan menarik. Seksi dokumentasi, bertugas mendokumentasikan semua yang berhubungan dengan kegiatan pameran. Seksi publikasi, bertugas mempublikasikan kepada masyarakat tentang pelaksanaan kegiatan pameran. Seksi keamanan, bertugas menjaga keamanan selama pameran berlangsung sampai berakhirnya pameran. Seksi usaha, bertugas mencari dana yang dibutuhkan, misalnya dengan mencari sponsor atau donatur. Seksi perlengkapan, bertugas mempersiapkan semua perlengkapan dan alat-alat yang dibutuhkan selama pameran berlangsung. Tanggung jawab ini dimulai dari pengadaan sampai pengembalian barang. Seksi konsumsi, bertugas dan bertanggung jawab berbagai hal yang berkaitan dengan konsumsi.
b. Pembuatan proposal
Sebelum pelaksanaan kegiatan pameran kelas atau sekolah, perlu dibuatkan proposal untuk mendapat persetujuan pimpinan sekolah. Proposal kegiatan berisi tentang semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pameran kelas atau sekolah mulai dari awal sampai akhir kegiatan.

c. Penentuan tema
Tema merupakan pokok pikiran yang menjiwai seluruh kegiatan. Dalam menentukan tema harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan pameran. Misalnya, “Dengan Pameran Seni Rupa Kita Tingkatkan Prestasi Belajar dan Kreativitas”. Isi tema bisa disesuaikan dengan momen hari-hari tertentu, misalnya hari-hari besar nasional.

d. Penyusunan jadwal
Jadwal kegiatan pameran perlu disusun dengan baik dan terprogram agar pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan dengan lancar. Pada jadwal tertera hari dan tanggal, waktu, dan jenis kegiatan yang dilakukan.

e. Tempat
Tempat pameran perlu dipersiapkan dengan baik sebelum pelaksanaan kegiatan. Syarat-syarat tempat
pameran yang baik, antara lain strategis, mudah dijangkau, luas, aman, bersih, dan dekat keramaian.

2. Tahap pengumpulan karya
Karya-karya seni yang akan dipamerkan dikumpulkan pada panitia, ketua kelas, atau guru kesenian. Hasil karya yang terkumpul perlu dikelompokkan sesuai dengan jenis karyanya, baik karya dua dimensi maupun tiga dimensi.

3. Tahap seleksi karya
Karya yang terkumpul diseleksi kelayakannya sebelum dipamerkan. Dalam proses penyeleksian, dapat meminta pertimbangan guru kesenian, siswa yang memiliki kelebihan di bidang seni rupa, atau bisa juga melibatkan seniman, agar karya yang dipamerkan berkualitas.

4. Tahap persiapan akhir (gladi bersih)
Sebelum pelaksanaan pameran, perlu diadakan persiapan akhir atau gladi bersih untuk mengecek kesiapan akhir panitia. Dengan gladi bersih akan dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki. Pelaksanaan gladi bersih dapat dilakukan satu hari menjelang pelaksanaan pameran.

5. Tahap pelaksanaan pameran
Setelah semua persiapan selesai, pameran kelas atau sekolah dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat. Keberhasilan suatu pameran tergantung darikesiapan dan kerjasama panitia. Jangan sampai jalannya pameran kacau karena kurangnya koordinasi yang baik.

Pada pameran sekolah, bisa disediakan pemandu pameran untuk memandu pengunjung melihat kegiatan pameran. Pemandu pameran akan memberikan penjelasan tentang karya-karya yang dipajang serta menunjukkan tempat dan posisi suatu karya. Salah satu tanda keberhasilan suatu pameran seni rupa dapat dilihat dari jumlah pengunjung. Maka tiap kelas yang mengadakan pameran dapat berusaha untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin melalui poster dan selebaran.

C. Peralatan dan Perlengkapan Pameran
Ketersediaan peralatan dan perlengkapan sangat diperlukan dalam penataan karya seni rupa yang hendak dipamerkan. Beberapa peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pameran kelas atau sekolah adalah sebagai berikut.
  • Sketsel atau panil, digunakan untuk meletakkan karya seni dua dimensi, seperti lukisan, gambar, atau karya kerajinan hiasan.
  • Level, digunakan untuk meletakkan karya seni tiga dimensi, seperti patung, keramik atau kriya. Bentuk level bisa bervariasi, yang penting dapat membantu penampilan karya agar lebih menarik. Level bisa dipakai untuk meletakkan satu atau beberapa karya sesuai ukuran.
  • Meja dan kursi, digunakan untuk buku tamu dan kursi digunakan untuk para undangan pada saat acara pembukaan pameran.
  • Tata lampu atau pencahayaan, penataan pencahayaan perlu ditata sedemikian rupa agar berfungsi sebaikbaiknya demi penerangan terhadap karya yang dipamerkan. Tingkat pencahayaan dilakukan sewajarnya, tidak terlalu terang dan atau terlalu redup. Pencahayaan terutama diarahkan ke karya yang dipamerkan, bukan ke arah pengunjung. Arah pencahayaanyang tepat juga sangat membantu keindahan karya.
  • Dekorasi ruangan, dibuat untuk mempercantik ruangan pameran, terlebih untuk pameran yang diadakan di dalam gedung (in door).
  • Katalog, dapat dibuat berbentuk brosur atau buku yang berisi informasi tentang materi yang ditampilkan dalam pameran. Katalog memuat kata sambutan, jenisjenis karya, data peserta pemeran beserta hasil karyanya (bisa juga diikuti foto).
  • Brosur, digunakan untuk sarana informasi dan promosi tentang adanya kegiatan pameran yang ditulis secara singkat tetapi lengkap. Brosur berupa cetakan kertas yang umumnya terdiri atas beberapa halaman dalam bentuk lipatan. Brosur dicetak sesuai kebutuhan untuk disebarkan ke masyarakat atau lingkungan sekolah.
  • Buku tamu atau buku kesan dan pesan, diletakkan di meja dekat pintu masuk pengunjung dan pintu keluar. Dalam buku tamu berisi kolom catatan yang diisi oleh pengunjung tentang kesan dan pesan atau kritikan terhadap pelaksanaan kegiatan pameran.
  • Sound system, diperlukan pada saat acara pembukaan pameran dan selama acara berlangsung bila ada pemberitahuan penting yang perlu disampaikan kepada panitia ataupun pengunjung.
D. Penataan Karya Seni Rupa
pada penempatan karya sekaligus ruangannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan karya, yaitu sebagai berikut.
  1. Penempatan karya seni rupa hendaknya mempertimbangkan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung.
  2. Karya dua dimensi dapat dipajang pada sketsel (panil) atau dinding.
  3. Karya tiga dimensi diletakkan di atas meja (level). Bila ukurannya terlalu besar, boleh diletakkan di lantai.
  4. Karya kerajinan tangan dapat ditempatkan di meja khusus yang telah disediakan.
  5. Penataan lampu diatur agar karya yang dipajang dapat terlihat jelas dan menarik.
Penataan karya seni rupa harus tepat sehingga dapat dinikmati secara optimal oleh pengunjung. Dengan demikian, proses apresiasi berlangsung dengan baik. Penempatan karya yang kurang tepat akan menghambat terjadinya proses apresiasi.

Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa. Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pameran umum dan pameran khusus. Tahapan persiapan pameran kelas atau sekolah meliputi tahap perencanaan (persiapan awal), tahap pengumpulan karya, tahap seleksi karya, persiapan akhir (gladi bersih), dan pelaksanaan pameran. Tahap perencanaan meliputi pembentukan panitia, pembuatan proposal, penyusunan jadwal, dan tempat. Susunan kepanitiaan terdiri atas pelindung, pembimbing, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Peralatan dan perlengkapan pameran terdiri atas sketsel (panil), level, tata lampu, dekorasi, katalog, brosur, buku tamu (buku kesan dan pesan), dan sound system.
PAMERAN

Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.

Pembentukan Panitia.

Dalam penyelenggaraan pameran diawali dengan pembentukan panitia pameran.Pembentu kan panitia sangat penting karena perlu adannya pembagian tugas dalam penyelenggaraan pameran. Setiap seksi harus bertanggung jawab pada bidang tugas dan pekerjannya masing-masing.selain itu, semua seksi harus berkoordinasi dengan ketua panitia. Ketua panitia adalah seseorang yang bertanggung jawab akan berhasil tidaknyapenyelenggaraan pameran.

Adapun susunan panitia pameran dapat disusun sebagai berikut ini.

1. Pembimbing : bertugas membimbing dan mengarahkan agar pameran dapat berjalan dengan baik.

2. Ketua panitia : bertanggung jawab atas penyelenggaraan pameran.

3. Wakil ketua : membantu ketua untuk memperlancar penyelenggaraan pameran.

4. Sekertaris : bertugas menangani urusan adminitrasi.

5. Bendahara : menangani bidang keuangan.

6. Seksi Karya : bertugas menyeleksi karya yang akan di pamerkan.

7. Seksi display : bertugas memasang dan mengatur karya yang akan dipamerkan.

8. Seksi penjaga : bertugas menjaga karya sekaligus sebagai pemandu (guide).

Menentukan Materi.

Setelah panitia terbentuk, lalu diputuskan jenis karya apa yang akan dipamerkan, apakah karya dua dimensi, seperti batik, tenun, iklan, atau karya seni tiga dimensi atau campuran keduannya. Setelah ditentukan jenis karya yang akan dipamerkan lalu seksi pengadaan karya mulai bekerja, yakni mengumpulkan karya yang akan dipamerkan. Selanjutnya, karya-karya tersebut dipilih yang pantas untuk dipamerkan.

Menentukan Waktu dan Tempat Pameran.

Penyelenggaraan pameran perlu dipilih waktu yang tepat agar banyak pengunjungyang datang ke pameran. Misalnya, pameran diselenggarakan pada akhir semester atau menjelang hari libur sekolah dan sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar.Tempat penyelenggaraan pameran dapat di lingkungan sekolah atau sekolah, seperti di gedung serba guna, hotel, pendopo, kelurahan, atau kecamatan. Ruang pameran harus dapat memberikan suasana yang dikehendaki agar komunikasi antara pengunjung dengan penyelenggara pameran dapat berjalan dengan b

 Jenis-jenis /macam-macam Pameran:

  1. Pameran Tetap (Permanent Exhibition).
  2. Pameran Temporer (Temporary Exhibition).
  3. Pameran Keliling (Traveling Exhibition).


Penjelasan Jenis-jenis Pameran
Pameran yang diselenggarakan di galeri nasional indonesia oleh kontraktor pameran umumnya menampilkan karya seni rupa modern dan kontemporer (lukisan, patung, grafis, kriya, desain, photografi, arsitektur, dll) dari indonesia dan mancanegara.
PAMERAN TETAP.
pameran yang menyajikan karya-karya koleksi galeri nasional indonesia secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan diselenggarakan oleh galeri nasional indonesia.Waktu penyelenggraan pameran tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun Pameran temporer.pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh galeri nasional indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.Waktu penyelenggaraan pameran temporer berlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.
Prosedur dan mekanisme Pameran Tetap sebagai berikut:
  1. Penentuan atau pemilahan koleksi yang akan dipamerkan mengacu pada konsep kuratorial dengan mempertimbangkan aspek sejarah, tematik, dan keragaman visiualisasi bentuk.
  2. Koleksi yang akan dipamerkan harus dalam kondisi baik dan telah dilakukan proses perawatan (restorasi/konservasi).
  3. Pada ruang pameran tetap disediakan data (label) informasi berupa pengantar curator dan pada setiap koleksi yang dipamerkan juga disediakan label karya atau informasi lainnya.
  4. Perubahan atau pergantian tata pameran tetap dapat dilakukan secara periodic sata atau dua tahun sekali.
  5. Pameran tetap dibuka untuk umum setiap hari, pukul 10.00 – 16.00, kecuali hari Senin (libur).
  6. Diupayakan penyebarluasan informasi tentang pameran tetap melalui berbagai media publikasi serta dilakukan bimbingan edukasi untuk pengunjung yang membutuhkan.
PAMERAN TEMPORER.
Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.Waktu penyelenggaraan Pameran Temporer berlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.
Penjelasan mengenai prosedur pameran.
Prosedur dan mekanisme Pameran Temporer di Galeri Nasional Indonesia, khususnya yang diprakarsai oleh pihak di luar Galeri Nasional Indonesia adalah sebagai berikut:
  1. Mengajukan surat permohonan pameran atau pemakaian gedung yang ditujukan kepada Kepala Galeri Nasional Indonesia.
  2. Surat permohonan dilampiri Proposal Pameran yang memuat konsep pameran, biodata seniman dan repro karya yang akan sipamerkan, diajukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum jadwal permintaan.
  3. Setiap pameran yang akan digelar di Galeri Nasional Indonesia wajib menggunakan kurator dan merupakan hasil dari proses kuratorial.
  4. Galeri Nasional Indonesia berhak mendapatkan dokumentasi untuk kepentingan apresiasi, edukasi dan kepentingan ilmiah dilaksanakan dalam rangka publikasi, promosi dan kajian perkembangan seni rupa.
PAMERAN KELILING.
Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia maupun karya di luar koleksi Galeri Nasional Indonesia ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.
Waktu penyelenggaraan Pameran Keliling minimal berlangsung selama 10 hari.
Penjelasan mengenai prosedur pameran;
Prosedur dan mekanisme Pameran Keliling adalah sebagai berikut:
  1. Menyusun perencanaan kuratorial (TOR/Proposal Kegiatan).
  2. Merancang kerjasama dengan lembaga mitra kerja dalam hal materi dan pelaksanaan.
  3. Menetapkan materi pameran, registrasi dan asuransi.
  4. Merencanakan penulisan materi untuk dokumentasi dan publikasi.
  5. Merencanakan pengecakapan dan pengiriman karya.
  6. Merencanakan display, acara pembukaan, program edukasi untuk publik.
PAMERAN TUNGGAL / PAMERAN BERSAMA .
Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan.
Peminjaman gedung dilakukan dengan cara mengajukan permohonan disertai porposal kepada Galeri Nasional Indonesia, selanjutnya permohonan tersebut akan dipertimbangkan oleh Tim Kurator. Fasilitas pokok yang disediakan gedung pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan fasilitas keamanan.
Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Selama satu tahun pameran yang diselenggarakan di gedung ini dapat mencapai 15 pameran.
PAMERAN KERJA SAMA.
Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara Galeri Nasional Indonesia, dengan pihak lain. Pihak lain tersebut dapat merupakan lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan Pusat-Pusat Kebudayaan negara sahabat.Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Pameran Kerja sama ini dapat dilaksanakan selama 10 kali dalam 1 tahun, tiap-tiap pameran dapat dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1 bulan.
PAMERAN KHUSUS.
Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung oleh Galeri Nasional Indonesia. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi Galeri Nasional Indonesia atau milik seniman atau kolektor lainnya. Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun.
Nama Gedung dan Fungsi Gedung;
Nama Gedung Pameran.
Galeri Nasional Indonesia memiliki empat (4) gedung pameran, yakni:
  1. Gedung A
  2. Gedung B
  3. Gedung C
  4. Gedung D


Ruang pameran .
Fungsi Gedung Pameran.
Fungsi gedung pameran seperti dimaksud, adalah sebagai berikut:
Gedung A berfungsi sebagai ruang pameran temporer yang menyajikan karya-karya seni rupa Indonesia atau ,mancanegara melalui proses seleksi atas dasar pertimbangan reputasi, kualitas konseptual dan visual.

Gedung B lantai 1, gedung C dan gedung D berfungsi sebagai ruang pameran temporer yang menyajikan karya-karya seni rupa Indonesia atau mancanegara melalui proses seleksi atas dasar pertimbangan kualitas konseptual dan visual.
Gedung B lantai 2, berfungsi sebagai ruang pameran tetap yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia.
Ketentuan Pelaksanaan Pameran
Penyelenggara
Penyelenggara pameran adalah tim kerja pengelola yang dibentuk oleh pihak Galeri Nasional Indonesia, pihak lain atau merupakan hasil gabungan kerjasama antara kedua belah pihak, namun dalam pelaksanaannya pihak Galeri Nasional Indonesia tetap menjadi bagian dari penyelenggaraan.
Proposal dan Evaluasi
Setiap bentuk penyelenggaraan pameran harus didahului dengan penyusunan proposal oleh pihak penyelenggara yang berisi mengenai konsep pameran, biodata seniman, dan repro karya yang akan dipamerkan, selambat-lambatnya enam (6) bulan sebelum pelaksanaan pameran.
Pelaksana pameran temporer (event organizer) wajib menyerahkan deskripsi atau uraian materi pameran sebelum waktu pelaksanaan untuk kepentingan publikasi agenda pameran (calendar of event), baik cetak maupun eletronik.Kurator atau pelaksana pameran diharuskan menyiapkan materi informasi dan publikasi seperti: catalog, spanduk, baligo, poster, label karya dan label pengantar kuratorial, untuk menunjang pemahaman apresian (publik).Pelaksana pameran (event organizer) diharuskan melakukan koordinasi dengan pihak galeri, khususnya hal-hal yang bersifat teknis antara lain:
  1. Penyimpanan karya
  2. Desain/layout pameran
  3. Penataan ruangan dan pemasangan karya (display)
  4. Sarana dan perlengkapan yang akan dipergunakan
  5. Pemasangan sarana publikasi di area Galeri Nasional Indonesia
  6. Acara kegiatan lain sebagai penunjang pameran
Setiap proposal penyelenggaraan akan dievaluasi melalui proses seleksi oleh tim kurator Galeri Nasional Indonesia.Hasil evaluasi tersebut berupa: diterima langsung, diterima denga beberapa saran dan catatan atau ditolak langsung.Hasil keputusan evaluasi tim kurator Galeri Nasional Indonesia akan disampaikan melalui surat keputusan resmi.
Waktu Penyelenggaraan
Waktu penyelenggraan Pameran Tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun.Waktu penyelenggaraan Pameran Temporer berlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.Waktu penyelenggaraan Pameran Keliling minimal berlangsung selama 10 hari.
KERJASAMA DAN USAHA
Pengertian dan Lingkup Kerjasama
Setiap penyelengaraan pameran merupakan bentuk kerjasama antara Galeri Nasional Indonesia dengan Lembaga mitra lainnya, baik sebagai bentuk kerjasama kuratorial, kerjasama teknis, maupun aspek pendanaan.Kerjasama kuratorial mencakup perencanaan konsep dan materi pameran, penataan pameran, kegiatan public dan publikasi.Kerjasama dalam aspek pendanaan meliputi biaya perencanaan dan penyelenggaraan serta operasional gedung.Kerjasama teknis, meliputi: Operasional gedung dan pemeliharaan fasilitas pameran, sumber daya manusia, keamanan, kebersihan, dokumentasi dan publikasi.
Kerjasama Lembaga Pemerintah dan Non-Pemerintah
Kerjasama dengan Lembaga Pemerintah diselenggarakan dalam upaya pengembangan seni budaya.Kerjasama dengan Lembaga antar Negara dalam rangka upaya kerjasama pertukaran kebudayaan.Kerjasama dengan lembaga Non-Pemerintah (profit dan non-profit) untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap perkembangan seni rupa.
Sponsorship
Kerjasama Galeri nasional Indonesia maupun pihak penyelenggara dengan pihak sponsor yang diatur dalam kesepakatan kerjasama.Pemasangan sarana publikasi yang mencatumkan logo atau produk komersial dari sponsor dikoordinasikan dengan pihak Galeri Nasional Indonesia.Hal yang terkait dengan pajak akibat pemasangan materi promosi dan produk sponsor menjadi tanggung jawab pihak sponsor.